Langsung ke konten utama

Citra Digital


Pengolahan Citra Digital (Digital Image Processing) merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu citra itu dibentuk, diolah, dan dianalisis sehingga menghasilkan informasi yang dapat dipahami oleh manusia.
Sebelum mempelajari lebih lanjut mengenai pengolahan citra digital, kita perlu mengetahui definisi dari citra itu terlebih dahulu.
Citra merupakan fungsi dari intensitas cahaya yang direpresentasikan dalam bidang dua dimensi.
Berdasarkan bentuk sinyal penyusunnya, citra dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu citra analog dan citra digital. Citra analog adalah citra yang dibentuk dari sinyal analog yang bersifat kontinyu, sedangkan citra digital adalah citra yang dibentuk dari sinyal digital yang bersifat diskrit.
Citra analog dihasilkan dari alat akuisisi citra analog, contohnya adalah mata manusia dan kamera analog. Gambaran yang tertangkap oleh mata manusia dan foto atau film yang tertangkap oleh kamera analog merupakan contoh dari citra analog. Citra tersebut memiliki kualitas dengan tingkat kerincian (resolusi) yang sangat baik tetapi memiliki kelemahan di antaranya adalah tidak dapat disimpan, diolah, dan diduplikasi di dalam komputer.
Citra digital merupakan representasi dari fungsi intensitas cahaya dalam bentuk diskrit pada bidang dua dimensi. Citra tersusun oleh sekumpulan piksel (picture element) yang memiliki koordinat (x,y) dan amplitudo f(x,y). Koordinat (x,y) menunjukkan letak/posisi piksel dalam suatu citra, sedangkan amplitudo f(x,y) menunjukkan nilai intensitas warna citra. Representasi citra digital beserta piksel penyusunnya ditunjukkan pada Gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Citra dan piksel penyusunnya
Pada umumnya, berdasarkan kombinasi warna pada piksel, citra dibagi menjadi tiga jenis yaitu citra RGB, citra grayscale, dan citra biner. Citra pada Gambar 1 termasuk dalam jenis citra RGB truecolor 24-bit. Citra tersebut tersusun oleh tiga kanal warna yaitu kanal merah, kanal hijau, dan kanal biru.
Masing-masing kanal warna memiliki nilai intensitas piksel dengan kedalaman bit sebesar 8-bit yang artinya memiliki variasi warna sebanyak 2^8 derajat warna (0 s.d 255).
Pada kanal merah, warna merah sempurna direpresentasikan dengan nilai 255 dan hitam sempurna dengan nilai 0. Pada kanal hijau, warna hijau sempurna direpresentasikan dengan nilai 255 dan hitam sempurna dengan nilai 0. Begitu juga pada kanal biru, warna biru sempurna direpresentasikan dengan nilai 255 dan hitam sempurna dengan nilai 0.
Perintah MATLAB untuk menampilkan citra digital dan masing-masing kanal penyusunnya adalah sebagai berikut:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
clc; clear; close all; warning off all;
  
I = imread('lena_color_256.tif');
Red = I(:,:,1);
Green = I(:,:,2);
Blue = I(:,:,3);
I_Red = cat(3,Red,Green*0,Blue*0);
I_Green = cat(3,Red*0,Green,Blue*0);
I_Blue = cat(3,Red*0,Green*0,Blue);
  
figure, imshow(I);
figure, imshow(I_Red);
figure, imshow(I_Green);
figure, imshow(I_Blue);
Representasi citra RGB dan masing-masing kanal warna penyusunnya ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Representasi citra RGB dan kanal warna penyusunnya
Setiap piksel pada citra RGB, memiliki intensitas warna yang merupakan kombinasi dari tiga nilai intensitas pada kanal R, G, dan B. Sebagai contoh, suatu piksel yang memiliki nilai intensitas warna sebesar 255 pada kanal merah, 255 pada kanal hijau, dan 0 pada kanal biru akan menghasilkan warna kuning. Pada contoh lain, suatu piksel yang memiliki nilai intensitas warna sebesar 255 pada kanal merah, 102 pada kanal hijau, dan 0 pada kanal biru akan menghasilkan warna orange. Banyaknya kombinasi warna piksel yang mungkin pada citra RGB truecolor 24-bit adalah sebanyak 256 x 256 x 256 = 16.777.216. Representasi nilai intensitas piksel dengan kombinasi warna R, G, dan B ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Representasi piksel dengan kombinasi warna R, G, dan B
Jenis citra yang kedua adalah citra grayscale. Citra grayscale merupakan citra yang nilai intensitas pikselnya didasarkan pada derajat keabuan. Pada citra grayscale 8-bit, derajat warna hitam sampai dengan putih dibagi ke dalam 256 derajat keabuan di mana warna hitam sempurna direpresentasikan dengan nilai 0 dan putih sempurna dengan nilai 255. Citra RGB dapat dikonversi menjadi citra grayscale sehingga dihasilkan hanya satu kanal warna. Persamaan yang umumnya digunakan untuk mengkonversi citra RGB truecolor 24-bit menjadi citra grayscale 8-bit adalah
Grayscale = 0.2989*R + 0.5870*G + 0.1140*B
di mana
Grayscale adalah nilai intensitas citra grayscale,
R adalah nilai intensitas piksel pada kanal merah,
G adalah nilai intensitas piksel pada kanal hijau, dan
B adalah nilai intensitas piksel pada kanal biru.
Perintah MATLAB untuk mengkonversi citra RGB menjadi grayscale adalah:
1
2
I_Gray = rgb2gray(I);
figure, imshow(I_Gray);
Citra hasil konversi RGB menjadi grayscale ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Citra hasil konversi RGB menjadi grayscale
Jenis citra yang ketiga adalah citra biner. Citra biner adalah citra yang pikselnya memiliki kedalaman bit sebesar 1 bit sehingga hanya memiliki dua nilai intensitas warna yaitu 0 (hitam) dan 1 (putih). Citra grayscale dapat dikonversi menjadi citra biner melalui proses thresholding. Dalam proses thresholding, dibutuhkan suatu nilai threshold sebagai nilai pembatas konversi. Nilai intensitas piksel yang lebih besar atau sama dengan nilai threshold akan dikonversi menjadi 1. Sedangkan nilai intensitas piksel yang kurang dari nilai threshold akan dikonversi menjadi 0. Misalnya nilai threshold yang digunakan adalah 128, maka piksel yang mempunyai intensitas kurang dari 128 akan diubah menjadi 0 (hitam) dan yang lebih dari atau sama dengan 128 akan diubah menjadi 1 (putih).
Perintah MATLAB untuk mengkonversi citra grayscale menjadi citra biner adalah:
1
2
I_bw = im2bw(I_Gray);
figure, imshow(I_bw);
Citra hasil konversi grayscale menjadi biner ditunjukkan pada Gambar 5.
Gambar 5. Citra hasil konversi grayscale menjadi biner
Thresholding pada umumnya digunakan dalam proses segmentasi citra. Proses tersebut dilakukan untuk memisahkan antara foreground (objek yang dikehendaki) dengan background (objek lain yang tidak dikehendaki). Pada hasil segmentasi, foreground direpresentasikan oleh warna putih (1) dan background direpresentasikan oleh warna hitam (0). Pada kasus segmentasi pada satu citra saja, kita dapat menentukan nilai threshold dengan metode trial and error. Namun pada kasus segmentasi pada citra dengan jumlah yang banyak, dibutuhkan suatu metode untuk menentukan nilai threshold secara otomatis. Nilai threshold dapat diperoleh secara otomatis dengan menggunakan metode Otsu (1979).
Perintah MATLAB untuk melakukan thresholding dengan metode Otsu adalah:
1
2
3
thresh = graythresh(I_Gray);
I_bw_otsu = im2bw(I_Gray,thresh);
figure, imshow(I_bw_otsu);
Citra hasil thresholding menggunakan metode Otsu ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 6. Citra hasil thresholding menggunakan metode Otsu


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGERTIAN DAN JENIS JENIS TIPE DATA

Assalamualaikum wr.wb. A. Tipe Data      1. Pengertian Tipe data     Tipe data adalah jenis nilai yang dapat ditampung oleh suatu variabel. 2.  Jenis- jenis tipe data / Data Type a) Tipe data primitive (Sederhana)           Tipe data primitive adalah Tipe data yang mampu menyimpan satu nilai tiap satu variabel. Tipe data primitive merupakan tipe data dasar yang sering dipakai oleh program. Contoh tipe data primitive  adalah tipe numerik (integer dan real), tipe data karakter/char, tipe data boolean.         1.  Numerik          Tipe data numeric digunakan pada variabel atau konstanta untuk menyimpan nilai             dalam bentuk angka. Tipe data ini terbagi atas integer, dan real.         a.   Integer               Integer Merupakan tipe data berupa bilangan bulat, terbagi atas             beberapa kategori seperti table dibawah ini                 b. Real              Real adalah bilangan yang berisi titik desimal atau jenis bilangan pecahan.   

CONTOH DIAGRAM ERD PERPUSTAKAAN

Gambar ERD dalam peminjaman buku di perpustakaan: ——————————————————————————————————————————————————————– Contoh Kasus 2: Seperti deskripsi soal kasus nomor 1, namun ada beberapa tambahan penjelasan seperti berikut: Seorang mahasiswa boleh meminjam beberapa buku. Satu buku boleh dipinjam beberapa mahasiswa. Semua mahasiswa sangat pelu buku sehingga tidak ada yang tidak pernah meminjam ke perpustakaan. Setiap peminjam akan dicatat tanggal peminjamannya. Semua mahasiswa disiplin mengembalikan buku tepat satu minggu setelah peminjaman. Gambarkan ERDnya!! MODEL ENTITY – RELATIONSHIP Model Entity Relationship : Suatu penyajian data dengan menggunakan Entity dan Relationship Entity : Objek secara fisik : Buku, Perpustakaan, Mahasiswa Objek secara konsep : Meminjam Relationship :  Atribut : Atribut Multivalue Derajat dari Relationship : Trenary degree (Derajat Tiga) Cardinality Ratio Constraint M : N  Particip

Flowchart adalah

Assalamualaikum Wr. Wb. Flowchart  A. Pengertian Flowchart (Diagram Alir)                 Flowchart atau bagan alir adalah skema/bagan (chart) yang menunjukkan aliran (flow) di dalam suatu program secara logika.   Flowchart merupakan alat yang banyak digunakan untuk menggambarkan algoritma dalam bentuk notasi – notasi tertentu. Flowchart merupakan gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta pernyataannya. Gambaran ini dinyatakan dengan simbol. Dengan demikian setiap simbol menggambarkan proses tertentu. Sedangkan antar proses digambarkan dengan garis penghubung. Dengan menggunakan flowchart akan memudahkan kita untuk melakukan pengecekan bagian – bagian yang terlupakan dalam analisis masalah. Di samping itu flowchart juga berguna sebagai fasilitas untuk berkomunikasi antara pemrogram yang bekerja dalam tim suatu proyek.  Walaupun tidak ada kaidah – kaidah yang baku dalam penyusunan flowchart, namun ada beberapa anjuran :  1) Hindari